About

Club Cooee

Pages - Menu

Kamis, 29 Agustus 2013

Yukk Mengamalkan Sunnah Utama Rasulullah

Gambar: salimah.or.id


Lihat judulnya, berasa saya sok pintar banget yakk.. Saya gak sedang ingin ceramah agama, karena ilmu saya sendiri masih amat sangat dangkal. Ini hasil nongkrong di Toko Buku beberapa hari yang lalu. Melalui hasil skimming beberapa buku dengan Judul dan Penulis yang berbeda, rak-rak buku dipenuhi oleh tulisan tentang 7 sunnah Rasul ini. Awalnya saya hendak mencomot salah satu buku ke tas belanja, tetapi menjadi tidak menarik ya.. Saya seperti melihat fenomena blog yang biasanya sebuah artikel menarik dengan mudah dicopas ke blog-blog lainnya. Jadi, saya berprasangka isu ini pun tentunya sudah tersebar -tercopy paste- dengan menarik di berbagai blog di dunia maya. Kalau saya bisa baca gratisan, ngapain beli??

Sekurang-kurangnya ada 3 buku yang mengusung tema yang sama, di antaranya adalah:
  1. Nikmatnya Dzikir dan Wirid: Mengamalkan 7 sunnah harian Rasulullah Saw -- ditulis oleh : Ust.Muhammad Arifin Ilham
  2. Dahsyatnya 7 Sunah -- ditulis oleh : Fadlan Al-Ikhwani
  3. Diari Rasulullah : Dahsyatnya Keajaiban 7 Sunah Harian Nabi SAW  -- ditulis oleh : Muhammad Abdul Syukur, Muhammad Muslih Aziz, dan Muhammad Syamsul Yakin <<Recomended>>
Melalui buku-buku yang saya sebutkan di atas, kita dapat mengetahui tujuh amalan utama (dalam tulisan ini saya uraikan menjadi 9 point) yang dilakukan oleh Rasul dari bangun hingga tidur kembali di malam hari. Setiap perbuatan Rasul, jika kita amalkan diganjar pahala oleh Allah.

1.        Mendirikan  Sholat tahajud 
Arti tahajud (al hujud) itu sendiri secara lughawi adalah tidur. Sedangkan makna istilah salat tahajud adalah salat sunnat yang dikerjakan setelah terlebih dahulu tidur malam. Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an : “Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.” (QS : Al-Isro’ : 79) (d)
 
Keutamaan-keutamaan shalat Tahajjud :
  • Mendapat pahala shalat yang paling utama setelah shalat fardhu. Sebagaimana yang telah dijelaskan Rasullullah SAW pernah ditanya: “Shalat apakah yang paling utama setelah shalat fardhu”. Rasul Menjawab : “Shalat tengah malam (lail)”.(HR. Jama’ah) (e)
  • Menjadi orang paling dekat dengan Allah SWT. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam sabda Nabi: “Allah paling dekat dengan hamba-Nya pada akhir pertengahan malam. Oleh karena itu, jika kamu sanggup untuk menjadi orang yang mengingat Allah pada saat itu, maka kerjakanlah”. (HR.Imam Tarmidzi). (e)
  • Nabi SAW bersabda : “Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia ) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” (HR Bukhari dan Muslim) (f)
  • Berkata Imam Ibnul Qayyim, Sesungguhnya shalat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya Ada sebagian istri yang memperbanyak pelaksanaan shalat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab, Shalat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang jika wajah kami menjadi lebih bagus.Demikian yang dituliskan oleh Mahmud Mahdi Al-Istanbuli di bukunya Kado Perkawinan halaman 312 ketika mengutip perkataan Ibnul Qayyim di buku Raudha Ath-Thalibin. (f)
Sebetulnya waktu untuk melaksanakan shalat Tahajud ditetapkan sejak waktu Isya’ hingga waktu subuh (sepanjang malam). Meskipun demikian, ada waktu-waktu yang utama, yaitu (f) : 
1. Sangat utama : 1/3 malam pertama (Ba’da Isya – 22.00) 
2. Lebih utama : 1/3 malam kedua (pukul 22.00 – 01.00) 
3. Paling utama : 1/3 malam terakhir (pukul 01.00 – Subuh); Menurut keterangan yang sahih, saat ijabah (dikabulkannya do’a) itu adalah 1/3 malam yang terakhir.

2.        Membaca (tilawah) Alqur'an dan maknanya (sebelum terbit matahari)
Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘Anh, katanya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Perumpamaan orang Mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Utrujjah yang baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak berbau sedang rasanya enak dan manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti raihanah yang baunya harum sedang rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti hanzhalah yang tidak berbau sedang rasanya pahit.” (Riwayat Bukhari & Muslim) (g)
 
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anh, katanya,  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf Kitab Allah, maka dia mendapat pahala satu kebaikan sedangkan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif, satu huruf dan Lam satu huruf serta Mim satu huruf.” (Riwayat Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi dan katanya,  hadits Hasan Shahih) (g)

3.        Sholat berjemaah di Masjid (terutama di waktu subuh)
Shalat berjamaah lebih utama 25 derajat daripada shalat sendirian. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu Subuh” (HR. Bukhari). (h)
 
Allah SWT berfirman : ”Dan dirikanlah Shalat Shubuh. Sungguh, shalat shubuh itu disaksikan oleh para malaikat” (QS. Al-Isra : 78)
 
Rasulullah SAW menyampaikan sebuah hadits : ”Sungguh, shalat yang paling berat bagi orang munafik, adalah shalat Isya dan Shalat Shubuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, mereka pasti mendatangi keduanya, sekalipun dengan merangkak” (HR. Bukhari-Muslim).
 
Shalat Shubuh merupakan satu di antara shalat wajib 5-waktu yang mempunyai kekhususan dan memiliki keutamaan yang luar biasa:
  • Merupakan shalat paling utama yang diwajibkan pada kaum Muslimin (sejak awal disyariatkan tetap 2-rakaat).
  • Adzan shubuh berbeda dengan adzan shalat wajib lainnya, dengan menambahkan ’Ash-shaltu khairum minan naum’ – ”shalat itu lebih baik dari tidur, sebanyak 2 kali”.
  • Rasulullah SAW selalu menyuruh memendekkan bacaan shalat, kecuali shalat shubuh (HR. Muslim).
  • Rasulullah SAW mempunyai bacaan khusus shalat shubuh di hari Jum'at! Abu Huraira meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca pada rakaat pertama Surah As-Sajadah dan rakaat kedua Surah Al-Insan. Keistimewaan ini tidak terjadi pada shalat wajib lainnya !
  • Shalat shubuh tidak bisa di Qasar dan dijamak! Pada saat shalat shubuh inilah pergantian malam dan siang dimulai. Pada saat itu pula malaikat malam dan siang berkumpul dan berganti tugas.

4.        Sholat Dhuha
Shalat Dhuha atau awwab adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka’at shalat dhuha bisa dengan 2, 4, 8 atau 12 raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam (i)

Adapun waktu-waktu haram yang mengapit shalat Dhuha (j) :
1. sesudah Shalat Subuh hingga matahari bersinar, atau kurang lebih sejak jam 06:00 AM hingga 07:45 AM 2. ketika hampir masuk waktu Zuhur hingga tergelincir matahari, atau kurang lebih jam 11:30 AM hingga 12:00 PM

Dalam HR. Thabrani dan Abu Daud, disebutkan bahwa :
  • Siapa yang mengerjakan shalat Dhuha 2 rakaat – dia tidak akan dicatat dalam kelompok orang-orang yang lupa.
  • Siapa yang mengerjakan shalat Dhuha 4 rakaat – dia dicatat dalam kelompok orang-orang yang ahli ibadah.
  • Siapa yang mengerjakan shalat Dhuha 6 rakaat – pada hari itu segala kebutuhannya dicukupi oleh Allah SWT.
  • Siapa yang mengerjakan shalat Dhuha 8 rakaat – maka Allah SWT mencatatnya termasuk golongan yang tunduk dan menghabiskan waktunya untuk beribadah.
  • Dan, siapa yang mengerjakan shalat Dhuha 12 rakaat – maka Allah SWT membangunkan baginya sebuah istana indah dalam surga.Tidak ada dalam sehari-semalam kecuali Allah SWT pasti memberikan anugerah serta sedekah kepada hambaNya.”
Di antara keutamaan shalat Dhuha adalah :
  • Pertama: Mengganti sedekah dengan seluruh persendian. Dari Abu Dzar, Nabi SAW bersabda, “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no.  720). (k)
  • Kedua: Akan dicukupi urusan di akhir siang. Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih). (k)
  • Ketiga: Mendapat pahala haji dan umrah yang sempurna. Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). (k)
  • Keempat: Termasuk shalat awwabin (orang yang kembali taat). Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang kembali taat” (Syarh Shahih Muslim, 6: 30). (k)
 5.        Berinfak atau bersedekah (setiap hari)
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) di waktu lapang dan di waktu sempit, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Ali Imran : 133-134)

”Perbandingan (balasan atau pahala) bagi orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah seperti satu biji yang menumbuhkan tujuh cabang, di setiap cabang menjuntai seratus buah, dan ALLAH akan menggandakan (pahala) kepada siapa yang Dia kehendaki, dan ALLAH itu luas (pemberian-Nya) lagi sangat mengetahui ” (QS. Al-Baqarah : 261)

”Siapa yang membantu menyelesaikan kesusahan seseorang di dunia (lebih-lebih lagi saudara sesama Muslim), Allah pasti membantu menyelesaikan kesusahannya di dunia dan akhirat.” (HR. Bukhari).

Bersedekahlah walaupun Sedikit. Rasulullah saw bersabda: “Berdekahlah walaupun segantang korma, walaupun sebagian dari segantang, walaupun segenggam korma, walaupun sebiji korma, walaupun separoh korma. Barangsiapa yang belum mendapatkannya maka bersedakahlah dengan ucapan yang baik. Karena sesungguhnya kamu akan menjumpai Allah dan Dia akan bertanya kepadamu: ‘Apakah Aku belum berbuat sesuatu untukmu? Apakah Aku belum menciptakan pendengaran dan penglihatan untukmu? Apakah Aku belum mengkaruniakan padamu harta dan anak? Kamu tentu akan menjawab: Tidak (semuanya sudah). Kemudian Allah swt berfirman: ‘Lihatlah apa yang telah kamu lakukan pada dirimu. Kemudian ia akan melihat apa yang telah ia lakukan, ia melihat ke depan dan ke belakang, ke kanan dan ke kiri. Maka saat itulah ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun yang dapat menjaga wajahnya dari api neraka.” (Al-Wasail 6: 264, hadis ke 1) (l)

Jangan Menyebut-nyebut Pemberian. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai bagiku dan para washiku dari keturunanku juga bagi para pengikut mereka sesudahku: Bersikap sia-sia dalam shalat, berkata kotor dalam puasa, menyebut-nyebut pemberian sesudah bersedekah, mendatangi masjid dalam keadaan junub (hadas), memandang pintu kamar orang lain, dan tertawa di kuburan.” (Al-Wasail 6: 316, hadis ke 4) (l)

Orang yang diutamakan untuk diberi sedekah antara lain:
  • Anak yatim, karena sebelum dewasa anak yatim belum dapat mandiri. Mereka adalah titipan Allah SWT kepada hamba lainnya yang mampu.
  • Fakir miskin, yang perlu dibantu agar dapat diberdayakan agar mandiri.
  • Janda dan Lansia, karena kehilangan tulang punggung pencari nafkahnya, serta kehilangan masa produktifnya.
  • Orang yang terlilit hutang
  • Orang yang terkena musibah
 
6.        Selalu menjaga wudhu
Salah satu hal yang disukai Rasulullah adalah menjaga wudhu, sebagaimana diriwayatkan: “Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dengan wajah, tangan, dan kaki yang bercahaya karena bekas-bekas wudhu mereka. Karenanya barangsiapa di antara kalian yang bisa memperpanjang cahayanya maka hendaklah dia lakukan.” (HR. Al-Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246) (m)
 
“Istiqomahlah kalian, walaupun kalian tidak akan mampu melakukannya secara hakiki (namun berusahalah mendekatinya), dan ketahuilah sebaik-baik amalan kalian adalah sholat, dan tidaklah ada yang MENJAGA WUDHU kecuali dia seorang mukmin.” [HR. Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Tsauban radhiyallahu’anhu, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’: 952] (m)
 
Laki-laki dan wanita junub juga dianjurkan menjaga wudhu’ untuk meringankan junubnya, khususnya ketika akan makan atau tidur, berdasarkan keumuman hadits di atas dan juga terdapat hadits khusus dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata,“Dahulu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam jika sedang junub, lalu beliau ingin makan atau tidur, maka beliau berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’ beliau untuk sholat.” [HR. Muslim] (n)
 
”Siapa yang berwudhu (untuk mendapatkan) kesucian, maka Allah akan menetapkan baginya dengan sepuluh kebaikan” (HR. Abu Daud)
 
”Seseorang senantiasa dianggap seperti dalam keadaan shalat, asal dia tidak berhadas (buang angin)” (HR. Bukhari)

7.        Melaksanakan puasa (shaum) senin serta kamis
Keutamaan puasa sunnah Senin Kamis diantaranya:
  • Mendapatkan keutamaan amalan puasa secara umum, jika dilakukan ikhlas karena Allah ta’ala. Rasulullah saw bersabda,“Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan, satu kebaikan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, sebab orang yang berpuasa itu telah meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku.” Dan bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu Rabb-Nya. Dan sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih baik dari wanginya kasturi.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu] (o)
  • Puasa membutuhkan kesabaran, maka seorang yang berpuasa akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allah ta’ala berfirman, “Hanyalah orang-orang yang sabar itu, pahala mereka tanpa batas.” [Az-Zumar: 10] (o)
  • Meneladani Rasulullah saw. Aisyah r.a berkata,“Sesungguhnya Rasulullah saw senantiasa berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” [HR. An-Nasai dan Ibnu Majah, Shahih Ibni Majah: 1414] (o)
  • Berada dalam kondisi ibadah kepada Allah ta’ala ketika amalan-amalan diperhadapkan kepada-Nya. Rasulullah saw bersabda,“Amalan-amalan diperhadapkan kepada Allah ta’ala pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka ketika diperhadapkan amalanku sedang aku sedang berpuasa.” [HR. At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyaLlahu’anhu, Shahihut Targhib: 1041] (o)
8.        Selalu Berdzikir atau Istigfar setiap saat
Zikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran islam lainnya.
 Dzikrullah memiliki daya hidup. Menghidupkan dan menyemangati jiwa yang rapuh, melapangkan jiwa yang sempit serta membangkitkan keyakinan bagi yang mengalami kelelahan dalam menjalani kehidupan.
Rasulullah SAW bersabda : ”Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir, seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari)

”Karena itu, ingatlah kalian padaKu, niscaya Aku pun akan ingat pada kalian…” (QS. Al-Baqarah : 152)
Salah satu jenis dzikir yang sangat dianjurkan untuk diperbanyak dan dikerjakan secara rutin adalah istighfar. Istighfar adalah meminta ampunan kepada Allah dengan mengucapkan doa atau dzikir yang menunjukkan pengakuan atas dosa yang kita perbuat, dengan harapan Allah akan memaafkan dan mengampuni dosa tersebut. (p)
 
Setiap Muslim hendaknya memperbanyak istighfar dalam berbagai kesempatan. Minimal mengucapkan: Astaghfirullah, Rabbighfirli, Allahummaghfirli, dan yang lainnya. Melalui istighfar tersebut seseorang akan memperoleh banyak keutamaan:
  • Dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya. "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nisa' [4]: 110). (q)
  • Dilapangkan rezeki, anak, harta, dan penyebab turunnya hujan. "Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?" (QS Nuh [71]: 10-13). (q)
  • Ditambah kekuatannya. "Dan (dia berkata): 'Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa'." (QS Hud [11]: 52). (q)
  • Dilenyapkan dosanya. Setiap dosa meninggalkan noda hitam pada hati. Noda hitam bisa lenyap dengan melakukan istighfar. "Sesungguhnya bila seorang Mukmin melakukan satu dosa, pada hatinya timbul satu noda hitam. Bila dia bertobat, berhenti dari maksiat, dan beristighfar, niscaya mengilap hatinya." (HR Ahmad). (q)
  • Dimudahkan segala urusannya. "Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah). (q)

9.        Menjaga Silaturrahim.
Pengertian silaturahmi berdasarkan Lisanul ‘Arob 11/728 adalah merupakan sebuah ungkapan yang menggambarkan tentang perbuatan baik, kasih sayang dan kelembutan yang ditujukan kepada keluarga yang senasab (satu keturunan) dan karib kerabat, serta perhatian terhadap kondisi mereka, sekalipun mereka berada di tempat yang jauh dan berbuat tidak baik kepada kita.  (r)
 
Batasan kerabat yang wajib disambung dan haram untuk diputus antara lain adalah:
  • Kerabat yang masih berstatus mahram. (s)
  • Kerabat yang masih berstatus ahli waris. Dari Abu Hurairah, ada seorang yang bertanya, “Ya, rasulullah siapakah orang yang paling berhak kuperlakukan dengan baik?” Nabi bersabda, “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian kerabat yang dekat dan yang dekat” (HR Muslim no 6665). (s)
  • Semua kerabat baik mahram ataukah bukan, ahli waris ataukah bukan. Pendapat Syeikh Abdullah Al Bassam, “Ini merupakan pendapat yang kuat namun bentuk menjalin hubungan kekerabatan itu berbeda-beda tergantung kedekatan hubungan dan kemampuan serta kebutuhan” (Lihat Taudhih al Ahkam 7/324-325). (s)
Di antara keutamaan sialturahim adalah sebagai berikut :
  • Silaturahmi merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya. Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" (Abu Hurairah ra) (t)
  • Silaturahmi adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" (Abu Hurairah ra) (t)
  • Silaturahmi menyebabkan adanya hubungan Allah swt bagi orang yang  menyambungnya. Dalam satu riwayat al-Bukhari: "Allah swt berfirman: "Barangsiapa yang menyambung engkau niscaya Aku menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskan engkau niscaya Aku memutuskannya" (18t)
  • Silaturahmi merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka. Dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi saw bersabda: "Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi" (HR Bukhari dan Muslim) (t)
  • Silaturahmi merupakan ketaatan kepada Allah swt dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya, sehingga ia menyambung tali silaturahmi tatkala Allah swt menyuruh untuk disambung. Allah swt berfirman: "dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk" (QS. Ar-Ra'd :21) (t)
  • Sesungguhnya ganjaran silaturahmi lebih besar dari pada memerdekakan budak. Dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu 'anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya: "Apakah sudah engkau lakukan?" Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu." (t)
  • Di antara besarnya ganjaran silaturahmi, sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain.Dari Salman bin 'Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda: "Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi." (HR Tirmidzi) (t)
Yukk bersama-sama mengamalkan sunnah utama Rasulullah. Dengan meneladaninya, semoga kita menjadi muslim yang sukses dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Amiinn..

LyngLyng mengelola dari berbagai sumber: (a); (b); (c)

Popular Posts

 
Design by Satria Adhi