About

Club Cooee

Pages - Menu

Minggu, 28 Maret 2021

Strategi Investasi Saham

 4 Strategi Investasi Saham Yang Perlu Dipertimbangkan


Investasi saham memungkinkan dana yang anda tanamkan bertumbuh jauh melampaui laju inflasi. Memang, seiring peluang untung yang besar, investasi saham juga memiliki risiko kerugian tidak kecil. Namun, dengan strategi yang tepat, berinvestasi di saham efektif melipatgandakan pendapatan Anda dalam jangka panjang. Apa saja strategi investasi saham yang bisa dipertimbangkan ?


1. Menabung Saham / DCA

Menabung saham pada dasarnya adalah secara rutin menginvestasikan sejumlah uang di saham-saham tertentu dalam jangka waktu panjang. Harapannya, saham-saham yang sudah rutin dibeli tersebut harganya akan meningkat di masa depan sehingga memberikan keuntungan (capital gain) ketika waktunya dijual.

Menabung saham sebenarnya mengadopsi strategi Dollar Cost Averaging (DCA) yang bisa diterapkan dalam investasi jenis apapun. Anda membeli saham yang sama sedikit demi sedikit dan terus menerus, tanpa terlalu memperhatikan pergerakan harga saham tersebut, dengan tujuan untuk memiliki saham tersebut sebanyak mungkin. Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia yang kondang sebagai investor saham terkemuka, termasuk yang menerapkan strategi DCA ini.

Ilustrasinya, Anda rutin menabung saham "ABCD" selama 5 tahun dengan harga pembelian rata-rata Rp 2.000 per lembar saham. Selama menjadi pemegang saham "ABCD", anda sudah menikmati beberapa kali pembagian dividen. Ketika memasuki tahun keempat, anda hendak menjual seluruh saham "ABCD" yang anda miliki. Harga saham "ABCD" saat itu sudah di level Rp 4.200 per lembar. Anda berpeluang mengantongi keuntungan 110% karena harga jual saham sudah naik cukup tinggi.


2. Growth Investing

Strategi ini fokus pada pencarian saham yang memiliki potensi keuntungan dan pertumbuhan pendapatan tinggi di masa depan. Berbeda dengan value investing yang menekankan pentingnya penilaian terhadap nilai atau harga wajar saham (valuasi), growth investing tidak terlalu mempedulikan valuasi saham. Yang terpenting, saham itu diyakini memiliki potensi tumbuh yang besar.

Jadi, investor yang menerapkan strategi ini tidak keberatan membeli saham yang harganya sudah tinggi selama dia percaya sinyal kenaikan harga saham masih kuat di masa depan.

  • Fokus pada saham yang berpotensi harganya naik
  • Tidak terlalu mempedulikan harga wajar saham atau valuasinya karena berfokus pada potensi tumbuh (growth factor)
  • Investor perlu mempelajari fundamental saham dengan melihat laporan keuangan dan historis pergerakan saham
  • Cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang


3. Income Investing

Strategi ini memfokuskan pada pembelian saham dari perusahaan yang rutin memberikan pembagian keuntungan berupa dividen. Strategi income investing tepat bagi Anda yang mengharapkan pendapatan rutin dari kepemilikan saham sebuah perusahaan.

Investor yang menerapkan strategi ini akan cenderung memegang saham dalam jangka panjang (buy and hold) karena lebih fokus pada pendapatan dividen ketimbang memburu keuntungan berupa capital gain. Meski begitu, ada pula yang menerapkan jurus buy and sell yakni membeli saham sebuah perusahaan yang hendak membagikan dividen, lalu menjualnya ketika dividen telah diterima dan saat harganya sudah lebih tinggi.

  • Investor fokus pada saham yang membagikan deviden secara rutin
  • Bertujuan untuk mendapatkan pendapatan secara rutin melalui deviden
  • Investor perlu meluangkan waktu untuk mengetahui saham perusahaan yang memberikan deviden secara rutin

4. Value Investing

Strategi ini adalah strategi investasi yang berfokus pada pembelian value stock atau saham bernilai. Pertama kali diperkenalkan oleh investor guru Ben Graham pada tahun 1934. Saham yang menjadi incaran ad alah saham yang harganya masih rendah di bawah harga wajar (undervalued) dan diyakini akan meningkat tinggi harganya dalam jangka panjang. Dengan begitu, ketika suatu saat dijual, keuntungan lebih mungkin dikantongi oleh si investor.

Mengutip Teguh Hidayat, praktisi dan penulis buku “Value Investing”, ada tiga tahap strategi investasi yang harus Anda lalui. Pertama, Anda harus menemukan saham yang harganya lebih murah dari harga seharusnya. Kedua, saham yang dipilih adalah yang mewakili perusahaan berkinerja keuangan (fundamental) bagus dan track record konsisten. Ketiga, pastikan saham tersebut berasal dari perusahaan yang memiliki manajemen kredibel dan menerapkan tata kelola yang baik (good governance).

  • Investor fokus kepada saham yang memiliki fundamental bagus dan harga murah
  • Cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang
  • Menuntut penguasaan teknis agar bisa mengetahui harga wajar saham
  • Investor perlu meluangkan waktu untuk mempelajari laporan keuangan perusahaan
  • Berpeluang memberi keuntungan besar tanpa perlu memantau pergerakan pasar setiap hari
  • Jika sudah diputuskan akan menggunakan strategi Value Investing, berapa lama "PERIODE WAKTU" sebaiknya rutin membeli sahamnya ? Seminggu sekali ? Dwimingguan sekali ? Sebulan sekali ? Triwulan sekali ? Semesteran sekali ?atau Setahun sekali ?


              Dikutip dari Sumber  : Fuadiano in Syariah Saham

              Minggu, 21 Maret 2021

              Cara Praktis Memilih Saham Untuk Investasi Jangka Panjang

              Cara Praktis Memilih Saham Syariah Untuk Investsi Jangka Panjang:

              1. Pilih Indeks

              - Contoh, pilih saham-saham yang masuk kelompok saham Big Capital seperti JII (30 saham syariah) atau JII70 (70 saham syariah), LQ45 (45 Saham) atau saham yang memiliki kapitalisasi market diatas 100 Triliyun.

              2. Pilih Sektor

              - Contoh, pilihlah saham-saham yang masuk Sektor "Barang Konsumsi", dimana seluruhnya ada 9 sektor industri.

              3. Pilih Sub Sektor (jika perlu)

              - Contoh, jika masih banyak pilhan sahamnya, bisa pilih yang lebih spesifik lagi yaitu pilih sub sektor "Makanan dan Minuman" atau "Kosmetik & Keperluan Rumah Tangga", dimana seluruhnya ada 99 sub-sektor industri.

              4. Pilih Strategi

              - Contoh, bisa dilakukan penyaringan lebih spesifik lagi dengan menggunakan strategi Growth Investing, Income Investing atau Value Investing (disesuikan dengan tujuan dan gaya anda berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang).

              5. Pilih Saham

              - Pilihlah Saham yang sesuai budget anda masing-masing.

              Dikutip dari sumber : Fuadiano in Saham Syariah


              Minggu, 14 Maret 2021

              Istilah-Istilah Yang Sering Digunakan Dalam Perdagangan Saham Di Indonesia

              Istilah-Istilah Dalam Perdagangan Saham Di Indonesia antara lain adalah :

              1. ARA (Auto Reject Atas) adalah batas maximal kenaikan harga saham dimana saham bisa diperjual belikan dalam satu hari
              2. ARB (Auto Reject Bawah) adalah batas maximal penurunan harga saham dimana saham bisa diperjual belikan dalam satu hari
              3. AD (Average Down) adalah tambah beli saham ketika harga saham lebih rendah dari harga beli kita. Biasanya setelah average down maka harga saham kita rata-rata nya menjadi lebih rendah daripada sebelumnya
              4. AU (Average Up) adalah tambah beli saham ketika harga saham lebih tinggi dari harga beli kita hingga rata-rata saham juga menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
              5. MAMA (Market Maker) adalah pihak yang memiliki modal besar dan mampu menggerakkan harga.
              6. Bearish adalah Kondisi pasar yang sedang turun.
              7. BrokSum (Broker Summary) adalah rekap transaksi penjualan dan pembelian broker pada suatu waktu.
              8. Bid adalah Harga yang diminta oleh pihak yg ingin membeli saham.
              9. Bullish adalah Kondisi pasar yang sedang naik
              10. Buki (Buang kiri) = haki
              11. CG (Capital Gain) adalah keuntungan yang didapat dari kenaikan harga saham.
              12. CL (Cut loss) adalah menjual dalam posisi rugi.
              13. Cuci piring adalah kondisi Ketika harga saham sudah naik tinggi dan kita baru masuk, kemudian harga turun dan kita yang kebagian ruginya
              14. Crossing adalah Transaksi tutup sendiri atau transaksi yg dilakukan di pasar nego.
              15. Dividen adalah Bagi hasil dari perusahaan atas saham yg kita beli
              16. Downtrend adalah Trend saham yang turun
              17. Efek adalah Bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
              18. FA (Fundamental Analysis) atau analisa yang fokus pada kondisi fundamental perusahaan berdasarkan laporan keuangannya
              19. Fair value adalah Harga yang wajar atas suatu saham
              20. Fast Trade adalah Jual dan beli saham pada hari yang sama
              21. FP (Floating Profit) adalah keuntungan yang belum terealisasi karena saham belum dijual
              22. FL (Floating Loss) adalah kerugian yang belum terealisasi karena saham belum dijual
              23. Gainers adalah Saham-saham yang kenaikannya paling tinggi
              24. HAKA (Hajar kanan) atau beli pada harga offer (harga penawaran)
              25. HAKI (Hajar kiri) atau jual di harga bid (permintaan) atau dibawahnya
              26. High52 adalah Harga tertinggi saham dalam 52 minggu
              27. IV (Intrinsic Value) adalah persepsi kita atas value sebenarnya dari suatu saham atau nilai yang terkandung dalam suatu saham
              28. Ketinggalan kereta adalah Harga sudah naik tinggi padahal kita belum membelinya
              29. LK (Laporan keuangan)
              30. Lot adalah Ukuran untuk membeli dan menjual saham. 1 lot = 100 lembar saham
              31. Low52 adalah Harga terendah saham dalam 52 minggu
              32. Market Cap adalah Perkalian antara semua jumlah lembar saham yang dimiliki emiten dengan harganya di pasar
              33. Menangkap pisau jatuh adalah Membeli pada saat harga saham sedang turun
              34. Memantul adalah Harga yg sudah turun namun mampu naik kembali
              35. Movers adalah Saham-saham yang menjadi penggerak perdagangan saham di bursa
              36. MOS (Margin of Safety) adalah selisih antara harga wajar suatu saham dengan harganya saat ini di pasar dan memberikan jaring pengaman bagi investor untuk membelinya
              37. Nyangkut adalah Kondisi dimana kita mengalami kerugian namun sahamnya belum dijual.
              38. Offer adalah Harga yg ditawarkan oleh pihak yang ingin menjual saham.
              39. Pasar Reguler adalah Pasar dimana proses jual beli saham berlangsung dengan tawar menawar.
              40. Pasar Nego adalah Pasar dimana proses beli & jual langsung dilakukan antara pembeli melalui perantara Sekuritas. Biasanya apabila saham sudah sulit di jual dipasar reguler, maka akan dijual dipasar nego karena Pasar nego tidak mengikuti fraksi harga sama seperti pasar reguler. Atau apabila memang ada pihak-pihak yang ingin membeli dijumlah dan harga yang lebih besar namun tidak memungkinkan melalui mekanisme pasar reguler.
              41. Pom Pom adalah Ajakan membeli suatu saham tapi malah yang mengajak menjual saham tersebut.
              42. Position Trader adalah Hampir sama dengan swing trader namun jangka waktu hold sahamnya bisa hingga beberapa tahun.
              43. PUBEX (Public Expose) adalah paparan perusahaan tentang kondisi perusahaan kepada investornya
              44. Watchlist adalah Kumpulan saham yang sedang diincar.
              45. RDN (Rekening Dana Nasabah) atau rekening saham untuk transaksi saham.
              46. RTN (Rekening Tabungan Nasabah) untuk menerima kiriman uang dari RDN.
              47. Retail adalah Pihak dengan modal yang terbatas.
              48. Resisten adalah Garis pada grafik saham yang menunjukkan batas tertinggi dimana saham bisa naik dan seringkali ketika menyentuh garis tersebut harga akan cenderung turun.
              49. RI (Right Issue) adalah hak yang diberikan kepada investor lama yang sudah memegang suatu saham untuk membeli penambahan saham baru yang diterbitkan perusahaan.
              50. RS (Reverse Stock) adalah jumlah sahamnya dikurangi namun harga sahamnya dinaikkan sesuai dengan rasio reverse stocknya
              51. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) adalah forum atau rapat dari pengendali perusahaan dan investor yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan dan arah perusahaan kedepannya.
              52. Saham IPO adalah Saham Initial Public Offering atau saham yang baru pertama kali terdaftar di pasar BEI.
              53. Saham Gorengan adalah Saham yang fluktuasi pergerakan harganya tinggi
              54. Saham Blue Chip adalah Saham yang memiliki fundamental yang kuat dan market cap yang besar.
              55. Saham Gocap adalah Saham yang harganya 50 perak dan biasanya sulit untuk diperdagangkan.
              56. Scalper adalah Jenis trader yang beli dan jual saham pada hari yang sama atau jangka waktunya jam-jaman.
              57. Sideway adalah Trend saham yang tetap, tidak naik atau tidak turun.
              58. Serok adalah Membeli saham diharga bawah.
              59. Sekuritas adalah Perusahaan perantara antara investor dan perusahaan. Biasanya investor membeli saham milik perusahaan melalui sekuritas.
              60. SL (Stop Loss) atau harga yg sudah kita tentukan sebelumnya untuk menjual saham demi membatasi kerugian
              61. SP (Stock Pick) adalah rekomendasi saham yang bisa dibeli.
              62. Suspend adalah Penghentian sementara perdagangan saham tertentu oleh BEI
              63. Support adalah Garis pada grafik saham yang menunjukkan batas terendah dimana saham bisa turun dan seringkali ketika menyentuh garis tersebut harga akan cenderung memantul naik.
              64. SPM adalah Sekolah Pasar Modal atau pelatihan yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia.
              65. Swing Trader adalah Jenis trader yang beli saham di support dan jual di resisten, bisa hold saham beberapa minggu hingga beberapa bulan
              66. Shares adalah Lembar saham.
              67. Supply adalah Area penawaran harga.
              68. SS (Stock Split) adalah pemecahan lembar saham menjadi lebih besar dengan rasio tertentu di harga yang lebih murah. Contoh: stock split PTSN 1:5, maka apabila harga saham lama 1 saham = 1.500, maka setelah stock split maka 1 saham menjadi 5 saham dengan harga 300 (1.500:5).
              69. TA (Technical Analysis) atau analisa yang fokus pada pergerakan harga saham.
              70. TO (Tender Offer) adalah penawaran untuk membeli perusahaan di harga yang lebih tinggi dari harga pasar dan bertujuan untuk menguasai perusahaan tersebut
              71. TP (Take Profit) adalah menjual saham lebih tinggi dari harga beli / menjual dalam posisi untung
              72. Trading adalah Aktipitas beli & jual saham
              73. Trader Receh adalah Retail dengan modal terbatas
              74. TTM (Twelve Trailing Month) = 12 bulan berjalan. Jadi, kalau misalnya sekarang Q2 2019, berarti yang dimaksud TTM adalah penjumlaham Q2 2019 + Q1 2019 + Q4 2018 + Q3 2018.
              75. Uptrend adalah Trend saham yang naik.
              76. Value Investing adalah Analisa saham untuk menentukan harga wajar suatu saham.
              77. Value Investor adalah Pihak yang berinvestasi berdasarkan metode value investing.
              78. Volume adalah Jumlah lembar saham yang ditransaksikan dalam suatu periode.
              79. Warrant adalah Hak untuk membeli saham induk dari warrant di harga dan waktu yang telah ditentukan. Biasanya diberikan pada saat perusahaan IPO.

              Dikutip dari Fuadino, Syariah Saham 

              Kamis, 11 Maret 2021

              Kenali Sukuk Ritel Seri SR014

              Tabel Jadwal Penerbitan SR014

              1. Kick off Meeting :18 Februari 2021

              2. Penetapan Kupon : 24 Februari 2021

              3. Masa Penawaran : 26 Februari - 17 Maret 2021

              4. Penetapan Hasil Penjualan : 22 Maret 2021

              5. Tanggal Setelmen : 24 Maret 2021

              6. Kupon Perdana (short coupon) : 10 April 2021

              7. Mulai Perdagangan di pasar sekunder : 11 Juni 2021

              8.  Jatuh Tempo  :  10 Maret 2024   


              Aset yang menjadi dasar (underlying) dari SR014 

              adalah barang milik negara (BMN) dan Proyek/Kegiatan Kementerian/Lembaga pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. 

              Aset-aset dimaksud yang akan dibangun dengan dana SR014 dan memberikan bagi hasil kepada kita sebagai investor SR014.

              SR014 bisa dibeli secara online di sejumlah mitra distribusi.


              Keuntungan berinvestasi di Sukuk Begara Ritel

              1. Pembayaran imbalan dan nilai nominal telah dijamin oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang SBSN dan dananya disediakan dalam APBN setiap tahunnya, sehingga hampir tidak mempunyai risiko gagal bayar.

              2. Imbalan/kupon dengan jumlah tetap (fixed coupon) sampai pada Tanggal Jatuh Tempo.

              3. Imbalan dibayar setiap bulan.

              4. Kemudahan akses untuk melakukan pemesanan pembelian melalui sistem elektronik.

              5. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder dengan mekanisme transaksi di Bursa Efek dan transaksi di luar Bursa Efek (over the counter).

              6. Berpotensi memperoleh capital gain dalam hal Sukuk Negara Ritel  dimaksud dijual pada harga yang lebih tinggi daripada harga beli setelah memperhitungkan biaya transaksi di pasar sekunder.

              7. Dapat dipinjamkan atau digadaikan kepada pihak lain, termasuk jaminan dalam rangka transaksi efek, sesuai kebijakan dan mengikuti ketentuan serta persyaratan yang berlaku pada masing-masing pihak.

              8. Berpartisipasi dalam aktivitas pasar keuangan dengan cara dan metode yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

              9. Turut serta mendukung pembiayaan pembangunan nasional.

               

              Imbal hasil jika investor membeli SR014 senilai Rp1 juta

              Kementerian Keuangan menetapkan tingkat imbal hasil tetap (fixed coupon) 5,47 persen per tahun.
              Pemerintah mengenakan pajak 15 persen dari imbal hasil yang diterima investor karena imbal hasil ini tergolong penghasilan investasi. Perlu diketahui, besaran pajak kepada investor SR ini lebih rendah dibandingkan pajak deposito yang ditetapkan sebesar 20 persen.

              Berikut adalah simulasi perhitungan keuntungan investor.

              Misal, Nilai Investasi  = 1.000.000

              Imbal Hasil/Tahun = 1.000.000 x 5,47% = 54.700

              Pajak/Tahun = 54.700 x 15% = 8.205

              Imbal Hasil Bersih/Tahun = 54.700 – 8.205 = 46.495

              Imbal Hasil Bersih/Bulan = 46.495 : 12 = 3.874,58

              Maka, keuntungan bersih yang didapatkan investor per bulan dari investasi Rp. 1.000.000 adalah sebesar Rp3.874,58.

              Dikutip dari berbagai sumber

              Popular Posts

               
              Design by Satria Adhi