4 Strategi Investasi Saham Yang Perlu Dipertimbangkan
Investasi saham memungkinkan dana yang anda tanamkan bertumbuh jauh melampaui laju inflasi. Memang, seiring peluang untung yang besar, investasi saham juga memiliki risiko kerugian tidak kecil. Namun, dengan strategi yang tepat, berinvestasi di saham efektif melipatgandakan pendapatan Anda dalam jangka panjang. Apa saja strategi investasi saham yang bisa dipertimbangkan ?
1. Menabung Saham / DCA
Menabung saham pada dasarnya adalah secara rutin menginvestasikan sejumlah uang di saham-saham tertentu dalam jangka waktu panjang. Harapannya, saham-saham yang sudah rutin dibeli tersebut harganya akan meningkat di masa depan sehingga memberikan keuntungan (capital gain) ketika waktunya dijual.
Menabung saham sebenarnya mengadopsi strategi Dollar Cost Averaging (DCA) yang bisa diterapkan dalam investasi jenis apapun. Anda membeli saham yang sama sedikit demi sedikit dan terus menerus, tanpa terlalu memperhatikan pergerakan harga saham tersebut, dengan tujuan untuk memiliki saham tersebut sebanyak mungkin. Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia yang kondang sebagai investor saham terkemuka, termasuk yang menerapkan strategi DCA ini.
Ilustrasinya, Anda rutin menabung saham "ABCD" selama 5 tahun dengan harga pembelian rata-rata Rp 2.000 per lembar saham. Selama menjadi pemegang saham "ABCD", anda sudah menikmati beberapa kali pembagian dividen. Ketika memasuki tahun keempat, anda hendak menjual seluruh saham "ABCD" yang anda miliki. Harga saham "ABCD" saat itu sudah di level Rp 4.200 per lembar. Anda berpeluang mengantongi keuntungan 110% karena harga jual saham sudah naik cukup tinggi.
2. Growth Investing
Strategi ini fokus pada pencarian saham yang memiliki potensi keuntungan dan pertumbuhan pendapatan tinggi di masa depan. Berbeda dengan value investing yang menekankan pentingnya penilaian terhadap nilai atau harga wajar saham (valuasi), growth investing tidak terlalu mempedulikan valuasi saham. Yang terpenting, saham itu diyakini memiliki potensi tumbuh yang besar.
Jadi, investor yang menerapkan strategi ini tidak keberatan membeli saham yang harganya sudah tinggi selama dia percaya sinyal kenaikan harga saham masih kuat di masa depan.
- Fokus pada saham yang berpotensi harganya naik
- Tidak terlalu mempedulikan harga wajar saham atau valuasinya karena berfokus pada potensi tumbuh (growth factor)
- Investor perlu mempelajari fundamental saham dengan melihat laporan keuangan dan historis pergerakan saham
- Cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang
3. Income Investing
Strategi ini memfokuskan pada pembelian saham dari perusahaan yang rutin memberikan pembagian keuntungan berupa dividen. Strategi income investing tepat bagi Anda yang mengharapkan pendapatan rutin dari kepemilikan saham sebuah perusahaan.
Investor yang menerapkan strategi ini akan cenderung memegang saham dalam jangka panjang (buy and hold) karena lebih fokus pada pendapatan dividen ketimbang memburu keuntungan berupa capital gain. Meski begitu, ada pula yang menerapkan jurus buy and sell yakni membeli saham sebuah perusahaan yang hendak membagikan dividen, lalu menjualnya ketika dividen telah diterima dan saat harganya sudah lebih tinggi.
- Investor fokus pada saham yang membagikan deviden secara rutin
- Bertujuan untuk mendapatkan pendapatan secara rutin melalui deviden
- Investor perlu meluangkan waktu untuk mengetahui saham perusahaan yang memberikan deviden secara rutin
4. Value Investing
Strategi ini adalah strategi investasi yang berfokus pada pembelian value stock atau saham bernilai. Pertama kali diperkenalkan oleh investor guru Ben Graham pada tahun 1934. Saham yang menjadi incaran ad alah saham yang harganya masih rendah di bawah harga wajar (undervalued) dan diyakini akan meningkat tinggi harganya dalam jangka panjang. Dengan begitu, ketika suatu saat dijual, keuntungan lebih mungkin dikantongi oleh si investor.
Mengutip Teguh Hidayat, praktisi dan penulis buku “Value Investing”, ada tiga tahap strategi investasi yang harus Anda lalui. Pertama, Anda harus menemukan saham yang harganya lebih murah dari harga seharusnya. Kedua, saham yang dipilih adalah yang mewakili perusahaan berkinerja keuangan (fundamental) bagus dan track record konsisten. Ketiga, pastikan saham tersebut berasal dari perusahaan yang memiliki manajemen kredibel dan menerapkan tata kelola yang baik (good governance).
- Investor fokus kepada saham yang memiliki fundamental bagus dan harga murah
- Cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang
- Menuntut penguasaan teknis agar bisa mengetahui harga wajar saham
- Investor perlu meluangkan waktu untuk mempelajari laporan keuangan perusahaan
- Berpeluang memberi keuntungan besar tanpa perlu memantau pergerakan pasar setiap hari
- Jika sudah diputuskan akan menggunakan strategi Value Investing, berapa lama "PERIODE WAKTU" sebaiknya rutin membeli sahamnya ? Seminggu sekali ? Dwimingguan sekali ? Sebulan sekali ? Triwulan sekali ? Semesteran sekali ?atau Setahun sekali ?
Dikutip dari Sumber : Fuadiano in Syariah Saham
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar masih gratis kok, gak usah sungkan.. Hehe..